5. Produk
Dengan penerapan GMP yang tepat dan baik, akan dihasilkan produk yang aman bahaya pangan pula. Auditor LSSHACCP akan mengambil sampling untuk menguji produk tersebut. Penerapan Good Laboratory Practices - GLP, merupakan penunjang dalam keefektifan sistem HACCP.
6. Distribution/Delivery
Selanjutnya produk jadi siap dipasarkan ke pelbagai area. Penanganan produk jadi harus terus diawasi sehingga bahan asing yang mungkin masuk atau kerusakan produk seperti kerusakan kemasan yang dapat menyebabkan makanan terkontaminasi dapat dicegah.
Setiap pendistribusian dan proses-proses sebelumnya harus selalu didokumentasi dengan record yang baik agar jika terjadi kasus keamanan pangan seperti foodborne disease ataupun keracunan pangan dapat ditelusuri dengan cepat dan dihentikan penyebabnya.
7. Market
Market yang mengelola harus memperhatikan produk jadi yang diterima apabila berupa ikan kalengnya harus dalam keadaan baik karena jika rusak produk di dalamnya sudah pasti terkontaminasi. Selain itu masa kadaluwarsa produk juga menjadi perhatian yang utama karena jika tidak dikendalikan dapat mengakibatkan keracunan pangan.
8. Customer
Produk pangan akhirnya akan sampai kepada konsumen untuk dikonsumsi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan konsumen tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Pemakaian produk sesuai dengan petunjuk pada label kemasan, apakah harus dipanaskan sampai suhu tertentu atau harus disimpan dalam lemari es pada suhu tertentu, dan sebagainya.
b. Konsumen berhak mengkomplain produsen apabila produk yang diterima tidak sesuai isinya, rusak, misalnya jamuran. Di samping itu, konsumen juga memiliki hak untuk mengkomplain LSSHACCP yang memberi sertifikat sistem HACCP yang menjamin keefektifan penerapan sistem HACCP produsen.
Sumber : "Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) oleh Dr. Ir. Hermawan Thaheer
Thanks for reading & sharing Mk Food
0 comments:
Post a Comment